TEMUAN ALASAN URGENSI TIDAK DISEPELEKANNYA BELAJAR BAHASA ARAB
TEMUAN ALASAN
URGENSI TIDAK DISEPELEKANNYA BELAJAR BAHASA ARAB
Diketik
oleh : David Arlentriadi
NPM :
2171030012
Sering kita temui dan kita dengar
di masyarakat bahwa belajar Bahasa Arab hanya terbatas untuk kalangan tertentu
dan untuk tujuan tertentu. Belajar bahasa Arab hanya ditujukan untuk kalangan
pesantren ( para santri, ustadz dam kiyai) , sekolah- sekolah madrasah (
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah,’Aliyah dan Perguruan Tinggi Islam). Sehingga
sebahagian besar masyarakat beranggapan bahwa Belajar Bahasa Arab bertujuan
hanya sebatas menjadi seorang ustadz / ustadzah, penceramah,guru ngaji, hingga
dengan harapan bisa memimpin acara yasinan contohnya ,pada kalangan
tertentu.Sehingga tidak sedikit dari para santri atau para pelajar yang belajar
Bahasa Arab bahkan para ustadz / ustadzah serta para lulusan pesantren yang
mendapatkan kesan yang kurang membanggakan bagi mereka yg tidak belajar bahasa
arab, kecuali jika mereka butuh sesuatu dalam hal Arab.
Hal inilah tentunya yang menjadi
alasan penulis untuk memaparkan temuan - temuan di masyarakat tentang urgensi
tidak disepelekannya belajar Bahasa Arab. Ada beberapa hal yang kiranya sering
kita temui di masyarakat, namun belum
terpaparkan secara gamblang baik pada bacaan - bacaan, media sosial,dan
sebagainya. Diantaranya :
1. Kesalahan
penulisan nama masjid & musholla
Penulis pernah menemukan kesalahan
penulisan nama masjid & musholla yang ditulis dengan tulisan arab, seperti
nama masjid Babur Rohmah tertulis
رحمت باب ,musholla Alfurqon tertulis
الفركان dan sebagainya.
2. Kesalahan
penulisan kaligrafi di dinding masjid.
Terdapat
beberapa kesalahan penulisan kaligrafi pada dinding interior masjid yang bahkan
kesalahan penulisan tersebut bisa dibuktikan dengan melihat dan membandingkan
langsung teks tulisannya dengan Alquran sebab teks yang ditulis berasal dari
ayat ayat Alquran ,dan beberapa lainnya dari Asmaul Husna.
3. Keasalahan
pemberian nama pada anak yang berasal dari bahasa Arab.
Dibeberapa
daerah penulis pernah bertemu dengan orang - orang yang teks namanya berasal
dari bahasa Arab,atau mirip dengan pemaknaan Bahasa Arab akan tetapi bermakna
tidak sesuai barangkali dengan harapan dan doa dari orangtuanya seperti : Bapak
KALBI, Ibu Su ul, Pak Kirdi dan lain sebagainy.
4. Kesalahan
dalam pelafalan doa bersama dan diamini oleh jamaah yang belum
paham bahasa Arab.
Beberapa kali disetiap kesempatan penulis
berada di tengah acara doa bersama yang barangkali dihadiri oleh masyarakat
pedesaan yang mana hampir semua jamaah ikut mengaminkan doa yang dipimpin oleh
salah seorang tokoh masyarakat tersebut. Padahal makna dan harapan dari teks
doa tersebut sangat tidak pantas kiranya untuk diaminkan bilamana mereka
mengetahui makna teks dari doa tersebut. Sebagai contoh doa yang seharusnya
dibaca Allahumma arinal Haqqo Haqqo, Warzuqnat tibaa’ah , Waarinal Baathila
Baathila warzuqna Ijtinaabah.. dibaca Allahumma Arinal Haqqo Haqqo warzuqna
Ijtinaabah, Waarinal Baathila Baathila..
warzuqna Itbaa’ahu..
Demikian penulis memaparkan sekilas
beberapa contoh alasan agar belajar bahasa arab tidak disepelekan. Banyak hal,
dan banyak contoh lainnya yang ingin penulis paparkan, akan tetapi sebab
keterbatasan bakat menulis serta tenggat waktu pengumpulan tulisan ini
menyebabakan penulis mengakhiri dengan kalimat Jarrib Walaa hiz…. takun
‘aarifan…
Komentar