RESOURCE BASED LEARNING

 

RESOURCE BASED LEARNING

Tugas disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

 

Dosen Pengampu       :

 

Dr. Wahyudin, M.A., M.Phil

Dr. Aria Septi. A, M.Pd

 


KELAS A :

Pendidikan Bahasa Arab ( PBA )

Disusun Oleh :

M. ZAINAL MUSTHOFA                  : 2171030015

ZUHERINI RAHMAH                        : 2171030021                         

SYARIF AMRULLAH                        :

SUTRI RAHMA                                  : 2171030019

 

FAKULTAS TARBIYAH

PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

METRO – LAMPUNG

2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.

Makalah Mata Kuliah  Filsafat Ilmu yang berjudul “Resource Based Learning” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada Dosen Pengampu, Teman- Teman  yang telah bekerjasama tim dan menyumbangkan pikirannya memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

 

 

 

Metro, 20 Desember  2021

 

 

                                                            Tim Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................ I

KATA PENGANTAR......................................................................................... II

DAFTAR ISI....................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

A.     Latar Belakang Masalah............................................................................

B.     Rumusan Masalah.....................................................................................

C.     Tujuan Masalah........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

A.     Studi Kritis ..............................................................................................

1. Resource Based Learning....................................................................

B.     Pembahasan.............................................................................................

1.      Pengertian Resource Based Learning.................................................

2.      Latar Belakang Resource Based Learning..........................................

3.      Pemahaman Baru pelajar pada Resource Based Learning...................

4.      Perubahan dalam media Komunikasi...................................................

5.      Belajar berdasarkan sumber dan pelaksanaannya.................................

6.      Relevansi studi kritis di tribunnews.com dengan tema ini ......................

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP..........................................................

A.     Kesimpulan.........................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia yang berlaku seumur hidup. Adapun definisi dari pendidikan dalam arti modern adalah pertumbuhan dan perkembangan individu ke arah positif yang diakibatkan dari interaksi dengan lingkungan yang berarti bahwa pendidikan ini terjadi karena individu melakukan belajar[1]. Bukti bahwa seseorang telah melakukan belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dan pastinya perubahan itu bersifat positif.

Tujuan terpenting dari pendidikan adalah membantu para siswa belajar bagaimana berfikir (learn how to think) secara produktif. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa masih cenderung pasif dan hanya menerima sajian dari guru. Tantangan besar yang dihadapi guru saat ini yakni bagaimana membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skills). Guru hendaknya menciptakan sebuah desain pembelajaran aktif yang dapat melatih anak mengembangkan kemampuan berfikir (thinking skills).

Pandangan terhadap peserta didik kini telah mengalami banyak perubahan artinya peserta didik tidak lagi dianggap sosok yang pasif menerima informasi yang datang dari pendidik. Era global yang salah satu diantaranya ditandai dengan masuknya arus informasi dan komunikasi memaksa peserta didik lebih aktif dan kritis dalam menggali sumber belajar. Guru sebagai pendidik bukan lagi sebagai sumber satu-satunya dalam pelajaran karena masih banyak lagi sumber-sumber lain yang mungkin lebih efektif daripada guru. Sumber belajar banyak ragamnya dan terdapat dimana-mana, tergantung kita dalam memanfaatkannya.

Belajar tidak cukup hanya sekedar tahu, menguasai ilmu dan menghafal semua teori yang dihasilkan orang lain. Belajar tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, namun juga dapat memberikan latihan dan kemampuan kepada setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya, tidak hanya dalam memecahkan masalah pada berbagai mata pelajaran, namun juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang dihadapi siswa.

Pembelajaran seringkali terlena dalam pencapaian target hasil belajar, sehingga berdampak pada pengerdilan potensi anak, pada hal setiap anak lahir dengan membawa potensi yang luar biasa. Tantangan masa depan menuntut pembelajaran harus lebih mengembangkan berpikir yang disebut dengan keterampilan berpikir kreatif dan produktif. Untuk dapat membentuk watak kreatif dan produktif pada diri anak, maka dalam pembelajaran perlu dilatih bagaimana menemukan masalah. Di dalam proses penemuan masalah anak dapat melakukan eksplorasi fakta, mengidentifikasi pola-pola atau hubungan antara situasi yang tidak terkait secara jelas, serta dapat menggunakan pertimbangan yang kreatif, konseptual atau induktif. Selanjutnya anak hendaknya dilatih mencari solusi kreatif dan mewujudkannya dalam sebuah karya produktif. Jadi belajar membuat anak berlatih menjadi produsen tidak hanya menjadi “konsumen” ilmu pengetahuan, tapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru.

Berpikir kreatif menuntut kita untuk melepaskan diri dari pola biasa atau dominan yang telah disimpan otak, untuk dapat membantu anak melepaskan diri dari pola-pola dominan, diperlukan sikap positif berupa pemikiran bebas/berfantasi dan pengambilan resiko. Sebenarnya sikap ini telah dimiliki anak ketika bermain di rumah, tetapi kebebasan ini mengalami penekanan oleh pembelajaran sekolah yang menekankan pada pemikiran dengan jawaban yang benar. Oleh karena itu, sangat penting menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan sistem pembelajaran yang memungkinkan anak untuk berpikir kreatif.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas untuk mengaktifkan siswa belajar diantaranya pembelajaran berdasarkan sumber (Resource Based Learning). Menurut Nasution (2005:18), Resource Based Learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan sumber-sumber belajar. Jadi bukan dengan cara yang konvensional di mana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, namun murid yang dituntut aktif untuk mencari bahan pelajaran sendiri.

Dalam kajian ini Resource Based Learning dimaksudkan sebagai cara agar murid dapat belajar di kelas, laboratorium, dalam ruang perpustakaan, dalam “ruang sumber belajar” yang khusus atau bahkan diluar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu, sehingga anak mampu mewujudkan kreatitas mereka, sesuai dengan minat belajar dan kesempatan yang diberikan dilingkungan sekolah.

Perhatian dan motivasi, sarana serta sumber-sumber belajar diperlukan untuk membantu pengembangan bakat dan kreatifitas anak didik di lingkungan sekolah serta Guru sangat berperan penting dalam menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan ketrampilan kreatif anak dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada dilingkungan sekolah dan pengetahuan yang mereka miliki.

Guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan suasana yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Pengertian  Resource Based Learning?

2.      Apa  larat belakang pada Resource Based Learning ?

3.      Bagaimana pemahaman baru siswa pada Resource Based Learning?

4.      Bagaimana perubahan dalam media komunikasi Resource Based Learning ?

5.      Bagiamana Belajar beradasar sumber dan pelaksanaanya ?

 

C.     Tujuan Penulisan

1.     Mengetahui Pengertian  Resource Based Learning.

2.     Mengetahui larat belakang Resource Based Learning.

3.     Mengetahui pemahaman baru pada Resource Based Learning.

4.     proses perubahan dalam  dalam media komunikasi Resource Based Learning .

5.     mengetahui Belajar beradasar sumber dan pelaksanaanya .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Studi Kritis

 Resource Based Learning

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan dalam proses digitalisasi sekolah, Kemendikbud memberikan platform untuk guru bisa meningkatkan kompetensi. Digitalisasi sekolah, tentunya semua ini tidak bisa terjadi kalau kita tidak memberikan berbagai macam tool kit digital yang akan membantu guru-guru melakukan tugas, Bagi guru, Kemendikbud menyiapkan platform untuk peningkatan kompetensi guru. Platform ini memberikan pembelajaran bagi guru berbasis Micro Learning dan habituasi. Menjadi semacam mini universitas bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya tapi sesuai dengan kebutuhannya.

Selain itu, ada platform guru pembelajaran yang berguna untuk membantu para guru dalam memberikan pembelajaran. Platform ini dapat memberikan catatan level kompetensi para murid yang ada di kelas.Untuk mengetahui murid-muridnya di mana level kompetensinya dan apakah yang mereka lakukan itu berhasil meningkatkan kompetensi Lalu ada platform sumber daya sekolah yang mendigitalisasi perencanaan dan penganggaran sekolah.
Hingga untuk manajemen pembelian pengadaan barang barang yang lebih efisien dan efektif.

Platform yang terakhir adalah dashboard rapor pendidikan yakni dashboard seluruh sekolah yang dapat diakses guru dan kepala sekolah. Melalui platform ini, guru maupun kepala sekolah dapat mengetahui kondisi sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan tujuan Kemendikbud meluncurkan Program Sekolah Penggerak adalah untuk menghasilkan Pelajar Pancasila. Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan para pelajar yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila, Kita tidak mungkin bisa menjelaskan dengan cara lebih baik apa yang kita inginkan untuk sistem pendidikan kita, daripada ciri-ciri profil-profil daripada manusia yang kita inginkan pada saat mereka keluar dari sistem pendidikan kita.

Nadiem memaparkan bahwa profil Pelajar Pancasila sebagai berikut :

1.      pertama adalah yang memiliki spiritualitas atau keimanan, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. nilai-nilai ini adalah bentuk spiritualitas dan moralitas.

2.       kedua dari profil Pelajar Pancasila adalah ke-bhinekaan global yakni sosok yang mencintai keberagaman dan mempunyai berbagai macam sudut pandang.

3.      ketiga adalah bergotong royong, yakni kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan saling membantu, kemampuan berempati. setiap aktivitas di masa depan pasti membutuhkan kerjasama yang kolaboratif dan produktif. Sehingga nilai gotong royong sangat dibutuhkan.

4.      keempat adalah kreativitas atau kemampuan berpikir dengan perspektif perspektif berbeda. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang mungkin belum pernah terlihat, dan kemampuan, serta keberanian menemukan inovasi

5.      kelima adalah bernalar kritis.Kemampuan memecahkan masalah yang belum diselesaikan. "Ini adalah kemampuan bernalar kritis, kemampuan memproses informasi secara kritisSementara nilai Pelajar Pancasila yang terakhir adalah kemandirianPara pelajar diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.






 







B.     Pembahasan

1.      Pengertian Resource Based Learning

           

2.      Latar Belakang Resource Based Learning

 

3.      Pemahaman Baru pelajar pada Resource Based Learning

           

4.      Perubahan dalam media Komunikasi          

 

5.      Belajar berdasarkan sumber dan pelaksanaannya

           

6.      Relevansi studi kritis di tribunnews.com dengan tema ini  

BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A.     KESIMPULAN

 

B.     PENUTUP

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT UNNES Press

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/01/kemendikbud-siapkan-platform-digital-untuk-bantu-guru-dan-kepala-sekolah?page=3 diakses pada 20 Desember 2021

 

 

 

 

 



[1] Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT UNNES Press. Hal: 19

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengungkap Sejarah dan Evolusi Bahasa Indonesia

HADIS TEMATIK PESERTA DIDIK

DEFINISI FIQIH AL-LUGHOH