PENGEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI EROPA (ANDALUSIA)

 

MAKALAH

PENGEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI EROPA (ANDALUSIA)

Tugas disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

 

Dosen Pengampu       :

 

 Dr. Mukhtar Hadi, MSi

Dr. Abdul Mujib, M.Pd.I

 


KELAS A :

Pendidikan Bahasa Arab ( PBA )

Disusun Oleh :

M. Zainal Musthofa                 

NPM : 2171030015

 

FAKULTAS TARBIYAH

PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

METRO – LAMPUNG

2021

 

 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.

Makalah Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “Pengembangan Peradaban Islam di Eropa (Andalusia)” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada Dosen Pengampu, Teman- Teman  yang telah membantu menyumbangkan pikirannya memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

 

 

 

 

Metro, 16 September 201

 

                                                            M. Zainal Musthofa

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................ I

KATA PENGANTAR......................................................................................... II

DAFTAR ISI....................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A.     Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 3

C.     Tujuan Masalah........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5

D.     Sejarah Penguasaan Islam di Andalusia ..................................................... 5

E.      Perkembangan Islam di Andalusia ............................................................ 7

F.      Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia .................................................. 11

G.     kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia ....................... 15

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP.......................................................... 18

A.     Kesimpulan......................................................................................... 18

Daftar Pustaka...................................................................................................... 19

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Berbicara Andalusia yang sekarang terkenal dengan spanyol, Andalusia adalah sebuah bintang yang jatuh. Sebuah permata yang runtuh dari mahkota singgasana Islam. Andalusia ibarat sebuah luka yang tak kunjung sembuh, satu-satunya buah hati yang ditangisi sepanjang masa, dan dipuja oleh setiap generasi. Sungguh ia adalah sebuah tragedi sekaligus panji peradaban daripada masa ke masa. (Ahmad Mahmud Himayah, 2004: 1)

Pada khazanah sejarah peradaban Islam, Dinasti Amawiyah dibagi kedalam dua zona dan periode kekuasan, Timur (berpusat di Damaskus) dan Barat (berpusat di Spanyol atau Andalusia). Andalusia merupakan wilayah yang terdiri dari dua negara, yakni Spanyol dan Portugal. Sejak kemenangan pasukan Islam dibawah kekuasaan Dinasti Amawiyah I (atau Amawiyah Timur) dan berhasil merebut berbagai kekuatan politik lainnya di Afrika Utara, dengan sendirinya Spanyol telah ikut menyempurnakan keberhasilan mereka. Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr mengirim pasukan untuk melakukan penaklukan kewilayah ini yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad.

Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-amiran (panglima tertinggi bergelar Amir) Amir pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada tahun 755 M, pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode selanjutnya muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al Muwahidun,periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada dibawah Dinasti Bani Ahmar.

Periode ketika Andalusia mencapai puncak kejayaannya ialah pada masa keamiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman bin Muawiyah. Dari Spanyol islam-lah Eropa banyak menimba ilmu. Kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Kemajuan islam sebelah timur menginjak zaman emasnya, bagian barat di Spanyol pun memasuki masa yang sama gemilangnya. Dalam berbagai hal islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu dalam bidang sains, fiqh, filsafat, kesenian, dan sastra. Hal ini diraih selama 7 abad yaitu dari abad ke 8 sampai abad ke 15 Masehi. Namun, sebuah peradaban pastinya akan selalu mengalami pasang surut.

Begitu pula islam di Andalusia ini, ada berbagai hal yang membuat islam di daerah ini mengalami kemunduran dan keruntuhan. Namun keruntuhan islam di Spanyol ini memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa. Peradaban islam di Spanyol akan menjadi kajian penting dalam pembahasan ini mengenai sejarah masuknya islam di Andalusia (Spanyol), faktor-faktor munculnya peradaban islam di Andalusia, perkembangan perekonomian, pendidikan serta sampai pada penyebab kemunduran dan keruntuhan Andalusia ini sendiri (Syauqie, dkk, 2016:65-66).

Spanyol diduduki umat islam pada zaman khalifah Al Walid (705-715 M) Salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada masa khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Al Malik mengangkat Hasan Ibnu Nu'man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Di masa zaman Al Walid, Musa Ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Kondisi Spanyol sebelum kedatangan islam sangat mengkhawatirkan, terutama ketika masa pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan keras. Kondisi ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan raja adil sebagai kekuatan yang dapat mengeluarkan mereka dari tekanan masa itu. Kerinduan mereka akhirnya menemukan ujungnya saat islam datang ke daerah Spanyol tersebut.

Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan paling berjasa dalam penaklukan tersebut karena mereka berhasil memeroleh kemenangan - kemenangan dan penaklukan terhadapwilayah Spanyol. Mereka adalah Thariq Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nuzhair.

Kemenangan yang pertama dicapai oleh Thariq Ibn Ziyad ia membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas dengan jumlah pasukan yang besar pula. Satu persatu kota yang dilewatinya berhasil pula ditaklukkannya, selain itu Musa juga berhasil menaklukkan Idenia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan Kerajaan Ghotic, Theodeomir di Orihuela. Setelah itu barulah ia bergabung dengan Thariq di Todelo. Kemudian mereka berhasil menguasai seluruh kota terpenting yang ada di Spanyol. Kemenangan ini tentu saja tidak terlepas daripada faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud disini ialah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpinnya adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak bersatu dan penuh percaya diri.

Sedangkan faktor eksternal yang adalah yaitu pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang islam. Kondisi sosial politik dan ekonominya berada dalam keadaan yang menyedihkan. Wilayah Spanyol terbagi menjadi beberapa negeri kecil. Rakyat pun dibagi-bagi kepada sistem kelas sehingga tercipta kesenjangan dan rakyat pun hidup dalam kemelaratan (Syauqie, dkk, 2016:65-66). Wilayah Andalusia yang sekarang disebut Spanyol di ujung selatan Benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti Bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Ghotic pada tahun 92 H/711 M. Kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di Andalusia tanpa banyak kesulitan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Sejarah Penguasaan Islam di Andalusia ?

2.      Bagaimana Perkembangan Islam di Andalusia ?

3.      Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia ?

4.      Bagaimana kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia ?

 

C.     Tujuan masalah

Tujuan dari latar belakang yaitu :

1.      Mengetahui Sejarah Penguasaan Islam di Andalusia

2.      Mengetahui Perkembangan Islam di Andalusia

3.      Mengetahui Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia

4.      Mengetahui kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.     SEJARAH PENGUASAAN ISLAM DI ANDALUSIA

Berbicara tentang Andalusia atau dalam bahasa Arab Al-Andalus, merupakan nama yang masih sampai saat ini masih simbang siur tentang asal-usul nama Andalusia, berikut teori nama Andalusia :

1.      Andalusia berasal dari suku jerman yang pada tahun 407 M sampai 429 M menguasai sebagian Iberia

2.      Nama Andalusia berasal dari kata arabisasi “atlantik”

3.      Nama Andalusia berasal dari suku Visigoth yaitu landahlauts

Namun teori diatas sangat lemah dan para sejarahwan tidak menyetujui karena tidak ada bukti historis. Letak geografis adndalusia membentang dari sepanyol hingga Portugal dengan luas sekitar 600.000 KM2. Wilayah tersebut di sebut Iberia antara maroko dan Andalusia di pisahkan oleh salat jabal tariq.

Awal masuknya Islam di Andalusia terjadi pada masa Khalifah Al- Walid khalifah dari Bani Umayyah (705-715 M) yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasa sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu‘man Al-ghassani menjadi gubernur di daerah itu.

Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan ibn Nu‘man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair (Yatim, 2008). Pada zaman Al-Walid tersebut, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khalifah Bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).

Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini merupakan basis kekuasaan kerajaan Romawi yaitu kerajaan Gotik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Andalusia.

Dalam proses penaklukan Andalusia terdapat tiga tentara Islam yang dapat disebut paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidikan, Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat pelawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya (Amin, 2014).

 Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang berkuasa di Andalusia pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengutus Thariq ibn Ziyad dan mengirim pasukan ke Andalusia sebanyak 7000 Pasukan (Hitti, 2010). Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Andalusia, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid.

Dalam pertempuran di suatu tempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang. Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangai selat itu dan satu per satu kota yang di lewatinya dapat ditaklukannya (Yatim, 2008).

Sejarah mencatat bahwa panglima T}a>riq setelah seluruh pasukan selesai menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa, mereka membakar seluruh alat penyeberangan tersebut. Ia pun mengucapkan pidato yang bersejarah: AlAduwwu amamakum wal bahru waraa’akum fakhtar ayyumaa shi´tum. (Musuh di depan kamu, lautan di belakang kamu, silakan pilih mana yang kamu kehendaki) (Amin, 2014).

Musa juga berhasil menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Andalusia, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre

B.     PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA.

Sejak Pertama kali Islam berkembang di Andalusia hingga masa jatuhnya, Islam memainkan peran yang sangat besar. Islam di Andalusia telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Andalusia tersebut dibagi masa keamiran sampai kekhalifahan (Amin, 2014), yaitu:

1.      Masa Keamiran

a.       Periode pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Andalusia belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, di mana masing-masing pihak saling klaim bahwa mereka-lah yang menguasai Andalusia. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Andalusia yang tinggal di daerah pegunungan. Periode para wali ini berakhir setelah datangnya ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil ke Andalusia pada tahun 755 M.

b.      Periode kedua abdurrohman I (756-788 M)

Pada periode ini Andalusia di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Andalusia, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Andalusia). ‘Abd AlRahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Andalusia. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Andalusia.

c.       Priode ke tiga Hisyam I ( 788-796 M)

Setelah amir abdurrohman I wafat digantikan oleh putranya Hisyam I pada masa ini hisyam melanjutkan pembangunan yang di dirikan oleh ayahnya masjid Agung Al-hamra pada masa ini prestasi gemilang oleh hasyim I yaitu perkembangan ilmu dan pengunaan bahasa arab resmi di Andalusia.

d.      Periode keempat Al-Hakam I (796-822 M)

Setelah wafatnya Hasyim I dilanjutkan oleh putranya Al-Hakam bin Hisyam dan pada masa ini banyak pertempuran serta pemberontakan dari orang-orang Kirsten daln yahudi. Pada masa jabatanya al-hakam memimpin Andalusia dengan 27 tahun lebih lama dari ayahnya.

e.       Priode kelima Abdurrohman II (822-888M)

Tahta Al-Hakam I diteruskan oleh putranya, Abdurrahman II. Nama lengkapnya adalah Abu al-Mutharraf Abdurrahnman bin al-Hakam atau Abdurrahman al-Ausath. Ia lahir pada tahun 176 H/788 M di Toledo. La menjabat sebagai amir sejak tahun 822M sampai kematiannya, yaitu tahun 888 M. Tidak banyak riwayat yang membahas tentang sosok Abdurrahman II. Pada masa pemerintahan Abdurrahman II, kondisi politik di Andalusia lebih kondusif dibandingkan pada masa ayahnya. Salah satu faktor pemicu keadaan yang kondusir adalah karena ia sangat dikasihi dan dicintai oleh rakyatnya. Hal itu berbeda dengan ayahnya, Al-Hakam I yang kurang disukai oleh rakyat. Dengan demikian, tak ayal jika pada masa ayahnya dipenuhi oleh peperangan.

f.        Periode keenam Abdullah bin Muhammad al-Umawi (888-912M)

Muhammad al-Umawi atau dikenal juga dengan nama Ibnu Muhammad, Pemerintahannya berlangsung sejak tahun 888 M sampai

912 M. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah penguasa Bani Umayah yang paling lemah 221 Pengganti Abdurrahman II adalah Abdullah bin Muhas Berbeda dengan amir-amir sebelumnya, Abdullah bin Muhammad al-Umawi adalah penguasa yang kejam. la tidak segan-segan menyingkirkan orang yang dianggapnya berbahaya, meskipun anggota keluarganya sendiri. Bahkan, ia menyuruh putranya, Al-Mutarrif, untuk menjatuhkan hukuman matikepada saudaranya sendiri. Beberapa tahun kemudian, Mutarrif juga dihukum mati oleh ayahnya karena dituduh berkhianat.

Pada masa awal pemerintahan Abdullah bin adal-Umawi, Andalusia diwarnai oleh banyak kerusuhan. Karena kelemahannya dalam memimpin, ia membawa Dinasti II pada kemunduran yang cukup signi signifikan. Banyak daerah kekuasaannya direbut oleh penguasan panglinma setempat, seperti Kota Seville yang jatuh ke tangangan Ibrahim bin Hajaj

g.       Periode tujuh abdurohman III(912-929 M)

Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

2.      Masa kekhalifahan

a.       Periode pertama Abdurohman III (929-961 M)

Periode kekhalifahan Andalusia dimulai oleh abdurrohman III pada kepemimpinan kedua dari tahun (929-961 M), pada masa ini dideklarasikan system kekhalifahan di Andalusia. Apabila amir hanya penguasaan suatu wilayah, khalifah adalah pemimpin bagi kaum muslimim, dengan kata lain abdurrohman III menyejarakan dinastinya dengan dua dinasti besar pada penguasa saat itu yaitu dinasti fatimiyah di Tunisia dan dinasti abassiyah di Baghdad.

b.      Periode kedua Al-Hakam II  (961-976 M)

Setelah wafatnya Abdurrohman III dilanjutkan oleh putranya yaitu Al-Muntashir, yang bergelar Al-Hakam II pada kekhalifahan ini al-hakam II melanjutkan pembanguan Andalusia yang mana belum diselesaikan oleh ayahnya.

c.       Periode ketiga Hisyam II (976-1008 dan 1010-1012 M)

Hisyam II adalah penerus al-hakam II iya memerintak 2 kali periode karena pada masa itu hisyam II diangkat menjadi khalifah pada umur ke 10 tahun.

d.      Periode keempat Muhammad II (1998-1009 M)

Khalifah keempat bani umayah II adalah Muhammad II atau nama lengkapnya Muhammad bin hisyam bin abdul jabbar atau dikenal Muhammad al-mahdi billah. Pada masa kekhalifahan tidak lama jadi riwayat kepemimpinan hanya meneruskan pembagunan andalusia

e.       Al-Mustain ( 1009 M-1010 M ) dan 1012-1017 M)

Sosok al – Mustain tidak banyak diketahui ia memerintah sejak tahun 1009-1010 M dan periode kedua 1012-1017 M.

f.        Abdurrohman IV (1018 M)

Setelah kematian Al-Mustain pada masa itu dilanjutkan oleh abdurrohman IV nama lengkapnya abdurrohman al-murtadha billah, sayangnya masa kepemimpinannya sangat singkat sebab ia dibunuh dicadiz saat melarikan diri pada peperangan.

g.       Hisyam III (?)

Kalifah terakhir bani umayyah II hisyam  III pada masa ini banyak sumber yang tidak diketahui sampai kapan masa kepemimpinanya =, pada masa ini system kekahalifahan sudah lemah dan meletus saat perang antar pemimpin.

C.       KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA

Kemajuan Islam di Andalusia sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Andalusia berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa.

1.      Perkembangan Ekonomi Perkembangan baru Andalusia juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada polapola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan, meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional (Alibas & Khotimah, 2013).

 

2.       Kemajuan Intelektual dan Ilmu Agama

a.       Filsafat

Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan, yakni selama pemerintahan Bani Umayah yang ke-5, Muh{ammad Ibn ‘Abd Ar-Rahman (832-886). Kajian filsafat ini dilanjutkan oleh penguasa selanjutnya, yakni Al-Hakam (961-976 M). Tokoh-tokoh filsafat yang lahir pada masa itu, antara lain Abu Bakar Muhammad Ibn As-Sayiq yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah. melalui pemikirannya, Ibn Bajah sering mengembangkan berbagai permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis. Filosof selanjutnya adalah Abu Bakar Ibn Tufail, Melalui berbagai karyanya, ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal berjudul Hay Ibn Yaqzan. Para filosof lainnya adalah Ibn Maimun, Ibn Arabi, Sulaiman Ibn Yahya, juga Ibn Rusyd yang juga dikenal ahli Fiqh (Supriyadi, 2008).

 

b.      Sejarah Dalam bidang sejarah,

Andalusia Islam telah melahirkan banyak penulis sejarah terkenal, di antaranya Zubair dari Valancia yang menulis sejarah tentang negeri-negeri muslim di Mediterania serta Sisilia. Tokoh lainnya, Ibn Al-Khatib yang menulis sejarah tentang Granada dan Ibn Khaldun yang merupakan seorang perumus filsafat sejarah. Karya besar lainnya yang ditulis oleh sejarawan Andalusia Islam adalah Tarikh Iftita AlAndalus yang ditulis oleh Ibn Qutyah, dia lahir dan dibesarkan di Cordoba, wafat pada tahun 977 M. Selain itu, karya besar lainnya ditulis oleh Ibn Hayyan yang berjudul AlMuqrabis fi Tarikh Ar-Rizal Al-Andalus (Supriyadi, 2008).

c.       Sains

Sains yang berkembang di Andalusia pada masa itu banyak sekali, diantaranya ilmu Kedokteran, Farmasi, Kimia, Fisika, Pertanian, dan lain-lain. Diantara para ilmuan yang terkenal dalam bidang ilmu Kimia dan Astronomi adalah Abbas ibn Farnas. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dan batu, tokoh lain yaitu ibn Yahya An-Naqosh. Ilmuwan yang terkenal dalam bidang botani dan farmasi di Andalusia, bahkan di seluruh dunia Islam, adalah Abdullah ibn Muhammad Al-Baytar yang lahir di Malaga. Di antara karyanya adalah Al-Mughni fi al-Adwiyah al-Mufradah tentang pengobatan dan al-Jami‘ fi al-Adwiyah al-Mufradah yang merupakan catatan mengenai obat-obatan dari binatang, sayuran dan mineral (Hitti, 2010). Ibn Al-Khatib (1313-1374 M) adalah dokter ternama di Granada. Dia telah pernah mengarang sebuah buku tentang penyakit menular dan epidemia. Pada saat itu Al-Khatib muncul di antara dokter-dokter di Eropa, dia menerangkan dengan baik tentang bentuk dan penyebab penyakit epidemia (Merduati, 2007).

d.      Bahasa Sastra dan Musik

Pada masa Islam di Andalusia banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, Tokoh-tokoh dalam bidang bahasa diantaranya, Ibn Sayyidi, Ibn Malik yang mengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibn Huruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn ´Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnati. Dibidang sastra tersohor nama Ibn Abd Rabbih dengan karyanya al Iqd al-Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-Dhakhira fi Mahasin ahl al-Jazira, dan al-Fath ibn Khaqan dengan karyanya Kitab al-Qalaid. Dalam bidang musik dan kesenian, indikasi kemajuannya adalah berdirinya sekolah musik di Cordova oleh Al-Hasan ibn Nafi (Zaryab) seorang artis dan pencipta lagu di zamannya (Supriyadi, 2008).

e.       Fiqih

Dalam bidang fiqih, Andalusia Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi (Hakim) pada masa Hisham ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn Al-Qutiyah, Munzir ibn Said Al-Baluti dan Ibn Hazm yang terkenal (Yatim, 2008).

3.      Kemajuan di Bidang Arsitektur

Bangunan Kemegahan bangunan fisik Islam Andalusia sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, irigasi, jembatan-jembatan, saluran air, dan lain-lain. Pembangunan fisik yang aling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman.Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja‘fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, Masjid Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada.

a.       Cordova

Cordova adalah ibu kota Andalusia sebelum Islam, yang kemudian diambil oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim kota ini dibangun dan diperindah. Di antara kebanggaan kota Cordova. menurut Ibn Al-Dala‘i, terdapat 491 masjid di sana. Selain itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampunganperkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km (Yatim, 2008).

b.      Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Andalusia. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Islam diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Andalusia. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Andalusia Islam.

c.       Sevilla

Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin. Sevilla pernah menjadi ibu kota uang indah bersejarah. Semulka kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la Sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan Raja Ferdinand pada tahun 1248 M (Amin, 2014).

d.      Toledo

Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilia. Beberapa peninggalam bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja oleh umat Kristen.

D.      KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN KEKUASAAN ISLAM DI ANDALUSIA

Dalam masa kekuasaan Islam di Andalusia yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Adapun menurut Badri Yatim, Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a.      Konflik Islam dengan Kristen

Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, hanya mewajibkan membayar upeti saja, Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, asal tidak ada perlawanan. Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Andalusia Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.

b.      Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

 Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mukalaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah

c.       Kesulitan Ekonomi

            Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.

d.      Tidak jelasnya Sistem

            Peralihan kekuasaan Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Al-mulukut Tawaif muncul.

e.      Keterpencilan

Andalusia Islam seperti negeri terpencil dari dunia Islam yang lain dan selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

BAB III

KESIMPULAN

A.     KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan pemateri di atas dapat disimpulkan pada saat berada di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, Daulah Bani Umayyah melakukan ekspansi besar-besaran ke Barat. Pada masa pemerintahan AlWalid yang berjalan lebih kurang sepuluh tahun, pada tahun 711 M tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya benua Eropa. pemimpin pasukan Islam, Thariq bin Ziyad bersama pasukannya dalam ekspedisi yang dilakukan oleh pasukan Islam tersebut, tentara Andalusia dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Ibu Kota Andalusia, Cordova, dengan cepat dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Kemudian disusul oleh kota-kota lain, seperti: Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan sebagai ibu kota Andalusia yang baru setelah jatuhnya Cordova. Islam di Andalusia telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Andalusia tersebut dibagi dalam enam periode, dimulai dari Periode pertama (711-755 M) dan berakhir pada Periode keenam (1248-1492 M). Kemajuan Islam di Andalusia sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang Ekonomi, intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan, Keterpencilan.

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Alibas, & Khotimah, H. H. (2013, January 08). Sejarah Peradaban Islam di Andalusia. Jakarta: Amzah.

Rizem alzid 2017, pesona bagdad dan Andalusia, Yogyakarta, difa prest.

Hitti, P. K. (2010). History of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Merduati. (2007). Runtuhnya Kekuasaan Islam di Andalusia dan Implikasinya Terhadap Umat Islam di Eropa. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Supriyadi, D. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Retrieved October 25, 2017, from https://harkaman01.wordpress.com Amin, S. M. diakses pada tanggal 20 September 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengungkap Sejarah dan Evolusi Bahasa Indonesia

HADIS TEMATIK PESERTA DIDIK

DEFINISI FIQIH AL-LUGHOH