PENGEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI EROPA (ANDALUSIA)
MAKALAH
PENGEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI EROPA
(ANDALUSIA)
Tugas
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dosen Pengampu :
Dr. Mukhtar Hadi, MSi
Dr.
Abdul Mujib, M.Pd.I
KELAS A :
Pendidikan Bahasa Arab ( PBA )
Disusun Oleh :
M. Zainal Musthofa
NPM : 2171030015
FAKULTAS TARBIYAH
PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGRI
METRO – LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, sampai akhir zaman.
Makalah Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
yang berjudul “Pengembangan
Peradaban Islam di Eropa (Andalusia)” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya
makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada Dosen Pengampu,
Teman- Teman yang telah membantu
menyumbangkan pikirannya memberi kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.
Metro, 16 September 201
M.
Zainal Musthofa
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................ I
KATA PENGANTAR......................................................................................... II
DAFTAR ISI....................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 3
C.
Tujuan Masalah........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
D.
Sejarah Penguasaan Islam di
Andalusia ..................................................... 5
E.
Perkembangan Islam di
Andalusia ............................................................ 7
F.
Kemajuan Peradaban Islam di
Andalusia .................................................. 11
G.
kemunduran dan kehancuran kekuasaan
Islam di Andalusia ....................... 15
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP.......................................................... 18
A.
Kesimpulan......................................................................................... 18
Daftar Pustaka...................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Berbicara Andalusia yang sekarang
terkenal dengan spanyol, Andalusia adalah sebuah bintang yang jatuh. Sebuah
permata yang runtuh dari mahkota singgasana Islam. Andalusia ibarat sebuah luka
yang tak kunjung sembuh, satu-satunya buah hati yang ditangisi sepanjang masa,
dan dipuja oleh setiap generasi. Sungguh ia adalah sebuah tragedi sekaligus
panji peradaban daripada masa ke masa. (Ahmad Mahmud Himayah, 2004: 1)
Pada khazanah sejarah peradaban
Islam, Dinasti Amawiyah dibagi kedalam dua zona dan periode kekuasan, Timur
(berpusat di Damaskus) dan Barat (berpusat di Spanyol atau Andalusia).
Andalusia merupakan wilayah yang terdiri dari dua negara, yakni Spanyol dan
Portugal. Sejak kemenangan pasukan Islam dibawah kekuasaan Dinasti Amawiyah I
(atau Amawiyah Timur) dan berhasil merebut berbagai kekuatan politik lainnya di
Afrika Utara, dengan sendirinya Spanyol telah ikut menyempurnakan keberhasilan
mereka. Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr mengirim pasukan untuk melakukan
penaklukan kewilayah ini yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad.
Perkembangan Islam di Andalusia
terbagi menjadi enam periode. Berawal dari kepemimpinan Bani Umayyah di
Damaskus, lalu periode ke-amiran (panglima tertinggi bergelar Amir) Amir
pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada tahun 755 M,
pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode selanjutnya
muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah
pemerintahan raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan
oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al
Muwahidun,periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada
dibawah Dinasti Bani Ahmar.
Periode ketika Andalusia mencapai
puncak kejayaannya ialah pada masa keamiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan
Abdurrahman bin Muawiyah. Dari Spanyol islam-lah Eropa banyak menimba ilmu.
Kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Kemajuan
islam sebelah timur menginjak zaman emasnya, bagian barat di Spanyol pun
memasuki masa yang sama gemilangnya. Dalam berbagai hal islam mengalami
kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu dalam bidang sains, fiqh,
filsafat, kesenian, dan sastra. Hal ini diraih selama 7 abad yaitu dari abad ke
8 sampai abad ke 15 Masehi. Namun, sebuah peradaban pastinya akan selalu
mengalami pasang surut.
Begitu pula islam di Andalusia ini,
ada berbagai hal yang membuat islam di daerah ini mengalami kemunduran dan
keruntuhan. Namun keruntuhan islam di Spanyol ini memberikan sumbangsih yang
sangat besar terhadap kemajuan Eropa. Peradaban islam di Spanyol akan menjadi
kajian penting dalam pembahasan ini mengenai sejarah masuknya islam di
Andalusia (Spanyol), faktor-faktor munculnya peradaban islam di Andalusia,
perkembangan perekonomian, pendidikan serta sampai pada penyebab kemunduran dan
keruntuhan Andalusia ini sendiri (Syauqie, dkk, 2016:65-66).
Spanyol diduduki umat islam pada
zaman khalifah Al Walid (705-715 M) Salah seorang khalifah dari Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada masa
khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Al Malik mengangkat Hasan Ibnu
Nu'man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Di masa zaman Al Walid, Musa
Ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan
Maroko. Kondisi Spanyol sebelum kedatangan islam sangat mengkhawatirkan,
terutama ketika masa pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya
dengan keras. Kondisi ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan.
Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan raja adil sebagai kekuatan yang
dapat mengeluarkan mereka dari tekanan masa itu. Kerinduan mereka akhirnya
menemukan ujungnya saat islam datang ke daerah Spanyol tersebut.
Dalam proses penaklukan Spanyol
terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan paling berjasa dalam penaklukan
tersebut karena mereka berhasil memeroleh kemenangan - kemenangan dan
penaklukan terhadapwilayah Spanyol. Mereka adalah Thariq Ibn Malik, Thariq Ibn
Ziyad, dan Musa Ibn Nuzhair.
Kemenangan yang pertama dicapai oleh
Thariq Ibn Ziyad ia membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas
dengan jumlah pasukan yang besar pula. Satu persatu kota yang dilewatinya
berhasil pula ditaklukkannya, selain itu Musa juga berhasil menaklukkan Idenia,
Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan Kerajaan Ghotic, Theodeomir di Orihuela.
Setelah itu barulah ia bergabung dengan Thariq di Todelo. Kemudian mereka
berhasil menguasai seluruh kota terpenting yang ada di Spanyol. Kemenangan ini
tentu saja tidak terlepas daripada faktor internal dan juga faktor eksternal.
Faktor internal yang dimaksud disini ialah suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam yang terlibat
dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpinnya adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak bersatu dan penuh percaya diri.
Sedangkan faktor eksternal yang
adalah yaitu pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang islam. Kondisi
sosial politik dan ekonominya berada dalam keadaan yang menyedihkan. Wilayah
Spanyol terbagi menjadi beberapa negeri kecil. Rakyat pun dibagi-bagi kepada
sistem kelas sehingga tercipta kesenjangan dan rakyat pun hidup dalam
kemelaratan (Syauqie, dkk, 2016:65-66). Wilayah Andalusia yang sekarang disebut
Spanyol di ujung selatan Benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti Bani
Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair mengalahkan pasukan
Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Ghotic pada tahun 92 H/711 M. Kemenangan
ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di Andalusia tanpa
banyak kesulitan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Sejarah
Penguasaan Islam di Andalusia ?
2.
Bagaimana Perkembangan
Islam di Andalusia ?
3.
Bagaimana Kemajuan
Peradaban Islam di Andalusia ?
4.
Bagaimana kemunduran dan
kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia ?
C.
Tujuan masalah
Tujuan dari latar belakang yaitu :
1.
Mengetahui Sejarah
Penguasaan Islam di Andalusia
2.
Mengetahui Perkembangan
Islam di Andalusia
3.
Mengetahui Kemajuan
Peradaban Islam di Andalusia
4.
Mengetahui kemunduran dan
kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH PENGUASAAN
ISLAM DI ANDALUSIA
Berbicara tentang Andalusia atau
dalam bahasa Arab Al-Andalus, merupakan nama yang masih sampai saat ini masih
simbang siur tentang asal-usul nama Andalusia, berikut teori nama Andalusia :
1.
Andalusia berasal dari suku
jerman yang pada tahun 407 M sampai 429 M menguasai sebagian Iberia
2.
Nama Andalusia berasal dari
kata arabisasi “atlantik”
3.
Nama Andalusia berasal dari
suku Visigoth yaitu landahlauts
Namun teori diatas
sangat lemah dan para sejarahwan tidak menyetujui karena tidak ada bukti
historis. Letak geografis adndalusia membentang dari sepanyol hingga Portugal
dengan luas sekitar 600.000 KM2. Wilayah tersebut di sebut Iberia antara maroko
dan Andalusia di pisahkan oleh salat jabal tariq.
Awal masuknya Islam di Andalusia
terjadi pada masa Khalifah Al- Walid khalifah dari Bani Umayyah (705-715 M)
yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
dinasti Bani Umayyah. Penguasa sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di
zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan
ibn Nu‘man Al-ghassani menjadi gubernur di daerah itu.
Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan
ibn Nu‘man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair (Yatim, 2008). Pada zaman
Al-Walid tersebut, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan
menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke
daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga
mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan
seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika
Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khalifah
Bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa
pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).
Sebelum dikalahkan dan kemudian
dikuasai Islam, di kawasan ini merupakan basis kekuasaan kerajaan Romawi yaitu
kerajaan Gotik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan
dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai,
umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Andalusia.
Dalam proses penaklukan Andalusia
terdapat tiga tentara Islam yang dapat disebut paling berjasa memimpin satuan
pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad,
dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidikan,
Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan
satu pasukan perang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka
menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu
Tharif tidak mendapat pelawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika
Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya (Amin, 2014).
Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut
yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang berkuasa di Andalusia pada
saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang,
Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengutus Thariq ibn Ziyad dan mengirim
pasukan ke Andalusia sebanyak 7000 Pasukan (Hitti, 2010). Thariq ibn Ziyad
lebih banyak dikenal sebagai penakluk Andalusia, karena pasukannya lebih besar
dan hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar
yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim
Khalifah Al-Walid.
Dalam pertempuran di suatu tempat
bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo
(ibukota kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia
meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan
Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gotik
yang jauh lebih besar, 100.000 orang. Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq
ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk
itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran
dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia
berangkat menyeberangai selat itu dan satu per satu kota yang di lewatinya
dapat ditaklukannya (Yatim, 2008).
Sejarah mencatat bahwa panglima
T}a>riq setelah seluruh pasukan selesai menyeberangi selat yang berada di
antara Maroko dan benua Eropa, mereka membakar seluruh alat penyeberangan
tersebut. Ia pun mengucapkan pidato yang bersejarah: AlAduwwu amamakum wal
bahru waraa’akum fakhtar ayyumaa shi´tum. (Musuh di depan kamu, lautan di
belakang kamu, silakan pilih mana yang kamu kehendaki) (Amin, 2014).
Musa juga berhasil menaklukan
Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan
Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo.
Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Andalusia,
termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre
B.
PERKEMBANGAN ISLAM
DI ANDALUSIA.
Sejak Pertama kali
Islam berkembang di Andalusia hingga masa jatuhnya, Islam memainkan peran yang
sangat besar. Islam di Andalusia telah berkuasa selama tujuh setengah abad,
sejarah panjang Islam di Andalusia tersebut dibagi masa keamiran sampai
kekhalifahan (Amin, 2014), yaitu:
1.
Masa Keamiran
a. Periode pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Andalusia
berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Andalusia
belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari
luar maupun dari dalam. Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa
perselisihan diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan
pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan, di mana masing-masing pihak saling klaim bahwa mereka-lah yang
menguasai Andalusia. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari
sisa-sisa musuh Islam di Andalusia yang tinggal di daerah pegunungan. Periode
para wali ini berakhir setelah datangnya ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil ke Andalusia
pada tahun 755 M.
b.
Periode kedua abdurrohman I
(756-788 M)
Pada periode ini Andalusia di bawah pemerintahan Abbasiyah di
Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang
memasuki Andalusia, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Andalusia).
‘Abd AlRahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos
dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani
Umayyah di Andalusia. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan,
baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Andalusia.
c.
Priode ke tiga Hisyam I (
788-796 M)
Setelah
amir abdurrohman I wafat digantikan oleh putranya Hisyam I pada masa ini hisyam
melanjutkan pembangunan yang di dirikan oleh ayahnya masjid Agung Al-hamra pada
masa ini prestasi gemilang oleh hasyim I yaitu perkembangan ilmu dan pengunaan
bahasa arab resmi di Andalusia.
d.
Periode keempat Al-Hakam I
(796-822 M)
Setelah
wafatnya Hasyim I dilanjutkan oleh putranya Al-Hakam bin Hisyam dan pada masa
ini banyak pertempuran serta pemberontakan dari orang-orang Kirsten daln
yahudi. Pada masa jabatanya al-hakam memimpin Andalusia dengan 27 tahun lebih
lama dari ayahnya.
e.
Priode kelima Abdurrohman
II (822-888M)
Tahta Al-Hakam I diteruskan oleh putranya, Abdurrahman II.
Nama lengkapnya adalah Abu al-Mutharraf Abdurrahnman bin al-Hakam atau
Abdurrahman al-Ausath. Ia lahir pada tahun 176 H/788 M di Toledo. La menjabat
sebagai amir sejak tahun 822M sampai kematiannya, yaitu tahun 888 M. Tidak
banyak riwayat yang membahas tentang sosok Abdurrahman II. Pada masa
pemerintahan Abdurrahman II, kondisi politik di Andalusia lebih kondusif
dibandingkan pada masa ayahnya. Salah satu faktor pemicu keadaan yang kondusir
adalah karena ia sangat dikasihi dan dicintai oleh rakyatnya. Hal itu berbeda
dengan ayahnya, Al-Hakam I yang kurang disukai oleh rakyat. Dengan demikian,
tak ayal jika pada masa ayahnya dipenuhi oleh peperangan.
f.
Periode keenam Abdullah bin
Muhammad al-Umawi (888-912M)
Muhammad al-Umawi atau dikenal juga dengan nama Ibnu
Muhammad, Pemerintahannya berlangsung sejak tahun 888 M sampai
912
M. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah penguasa Bani Umayah yang paling lemah
221 Pengganti Abdurrahman II adalah Abdullah bin Muhas Berbeda dengan amir-amir
sebelumnya, Abdullah bin Muhammad al-Umawi adalah penguasa yang kejam. la tidak
segan-segan menyingkirkan orang yang dianggapnya berbahaya, meskipun anggota
keluarganya sendiri. Bahkan, ia menyuruh putranya, Al-Mutarrif, untuk
menjatuhkan hukuman matikepada saudaranya sendiri. Beberapa tahun kemudian, Mutarrif
juga dihukum mati oleh ayahnya karena dituduh berkhianat.
Pada masa awal pemerintahan Abdullah bin adal-Umawi,
Andalusia diwarnai oleh banyak kerusuhan. Karena kelemahannya dalam memimpin,
ia membawa Dinasti II pada kemunduran yang cukup signi signifikan. Banyak
daerah kekuasaannya direbut oleh penguasan panglinma setempat, seperti Kota
Seville yang jatuh ke tangangan Ibrahim bin Hajaj
g.
Periode tujuh abdurohman
III(912-929 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al-
Rahman III yang bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di Andalusia
mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad.
‘Abd Al- Rahman mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki
ratusan buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran yang tinggi.
2.
Masa kekhalifahan
a.
Periode pertama Abdurohman
III (929-961 M)
Periode kekhalifahan Andalusia dimulai oleh abdurrohman III
pada kepemimpinan kedua dari tahun (929-961 M), pada masa ini dideklarasikan
system kekhalifahan di Andalusia. Apabila amir hanya penguasaan suatu wilayah,
khalifah adalah pemimpin bagi kaum muslimim, dengan kata lain abdurrohman III menyejarakan
dinastinya dengan dua dinasti besar pada penguasa saat itu yaitu dinasti
fatimiyah di Tunisia dan dinasti abassiyah di Baghdad.
b.
Periode kedua Al-Hakam II (961-976 M)
Setelah wafatnya Abdurrohman III dilanjutkan oleh putranya
yaitu Al-Muntashir, yang bergelar Al-Hakam II pada kekhalifahan ini al-hakam II
melanjutkan pembanguan Andalusia yang mana belum diselesaikan oleh ayahnya.
c.
Periode ketiga Hisyam II (976-1008
dan 1010-1012 M)
Hisyam II adalah penerus al-hakam II iya memerintak 2 kali
periode karena pada masa itu hisyam II diangkat menjadi khalifah pada umur ke
10 tahun.
d.
Periode keempat Muhammad II
(1998-1009 M)
Khalifah
keempat bani umayah II adalah Muhammad II atau nama lengkapnya Muhammad bin
hisyam bin abdul jabbar atau dikenal Muhammad al-mahdi billah. Pada masa
kekhalifahan tidak lama jadi riwayat kepemimpinan hanya meneruskan pembagunan
andalusia
e.
Al-Mustain ( 1009 M-1010 M
) dan 1012-1017 M)
Sosok
al – Mustain tidak banyak diketahui ia memerintah sejak tahun 1009-1010 M dan
periode kedua 1012-1017 M.
f.
Abdurrohman IV (1018 M)
Setelah
kematian Al-Mustain pada masa itu dilanjutkan oleh abdurrohman IV nama lengkapnya
abdurrohman al-murtadha billah, sayangnya masa kepemimpinannya sangat singkat
sebab ia dibunuh dicadiz saat melarikan diri pada peperangan.
g.
Hisyam III (?)
Kalifah
terakhir bani umayyah II hisyam III pada
masa ini banyak sumber yang tidak diketahui sampai kapan masa kepemimpinanya =,
pada masa ini system kekahalifahan sudah lemah dan meletus saat perang antar
pemimpin.
C.
KEMAJUAN PERADABAN
ISLAM DI ANDALUSIA
Kemajuan Islam di Andalusia sangat menonjol dalam berbagai
bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat
ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun
bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Andalusia berdampak
bagi kemajuan peradaban Eropa.
1.
Perkembangan Ekonomi
Perkembangan baru Andalusia juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad
ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada
polapola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman
pertanian yang dapat diperjual-belikan, meliputi buah ceri, apel, buah delima,
pohon ara, buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Beberapa kota
seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi
pertanian dan perdagangan internasional (Alibas & Khotimah, 2013).
2.
Kemajuan Intelektual dan Ilmu Agama
a.
Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan, yakni selama pemerintahan Bani Umayah yang ke-5, Muh{ammad Ibn
‘Abd Ar-Rahman (832-886). Kajian filsafat ini dilanjutkan oleh penguasa
selanjutnya, yakni Al-Hakam (961-976 M). Tokoh-tokoh filsafat yang lahir pada
masa itu, antara lain Abu Bakar Muhammad Ibn As-Sayiq yang lebih dikenal dengan
Ibn Bajah. melalui pemikirannya, Ibn Bajah sering mengembangkan berbagai
permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis. Filosof selanjutnya adalah Abu
Bakar Ibn Tufail, Melalui berbagai karyanya, ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal berjudul
Hay Ibn Yaqzan. Para filosof lainnya adalah Ibn Maimun, Ibn Arabi, Sulaiman Ibn
Yahya, juga Ibn Rusyd yang juga dikenal ahli Fiqh (Supriyadi, 2008).
b.
Sejarah Dalam bidang
sejarah,
Andalusia Islam telah melahirkan banyak penulis sejarah
terkenal, di antaranya Zubair dari Valancia yang menulis sejarah tentang
negeri-negeri muslim di Mediterania serta Sisilia. Tokoh lainnya, Ibn
Al-Khatib yang menulis sejarah tentang Granada dan Ibn Khaldun yang merupakan
seorang perumus filsafat sejarah. Karya besar lainnya yang ditulis oleh
sejarawan Andalusia Islam adalah Tarikh Iftita AlAndalus yang ditulis oleh Ibn
Qutyah, dia lahir dan dibesarkan di Cordoba, wafat pada tahun 977 M. Selain
itu, karya besar lainnya ditulis oleh Ibn Hayyan yang berjudul AlMuqrabis fi
Tarikh Ar-Rizal Al-Andalus (Supriyadi, 2008).
c.
Sains
Sains yang berkembang di Andalusia pada masa itu banyak
sekali, diantaranya ilmu Kedokteran, Farmasi, Kimia, Fisika, Pertanian, dan
lain-lain. Diantara para ilmuan yang terkenal dalam bidang ilmu Kimia dan
Astronomi adalah Abbas ibn Farnas. Ia adalah orang pertama yang menemukan
pembuatan kaca dan batu, tokoh lain yaitu ibn Yahya An-Naqosh. Ilmuwan yang
terkenal dalam bidang botani dan farmasi di Andalusia, bahkan di seluruh dunia
Islam, adalah Abdullah ibn Muhammad Al-Baytar yang lahir di Malaga. Di antara
karyanya adalah Al-Mughni fi al-Adwiyah al-Mufradah tentang pengobatan dan
al-Jami‘ fi al-Adwiyah al-Mufradah yang merupakan catatan mengenai obat-obatan
dari binatang, sayuran dan mineral (Hitti, 2010). Ibn Al-Khatib (1313-1374 M)
adalah dokter ternama di Granada. Dia telah pernah mengarang sebuah buku
tentang penyakit menular dan epidemia. Pada saat itu Al-Khatib muncul di antara
dokter-dokter di Eropa, dia menerangkan dengan baik tentang bentuk dan penyebab
penyakit epidemia (Merduati, 2007).
d.
Bahasa Sastra dan Musik
Pada masa Islam di Andalusia banyak yang ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, Tokoh-tokoh dalam bidang bahasa diantaranya, Ibn Sayyidi, Ibn
Malik yang mengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibn Huruf, Ibn al-Hajj, Abu
Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn ´Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnati. Dibidang
sastra tersohor nama Ibn Abd Rabbih dengan karyanya al Iqd al-Farid, Ibn Bassam
dengan karyanya al-Dhakhira fi Mahasin ahl al-Jazira, dan al-Fath ibn Khaqan
dengan karyanya Kitab al-Qalaid. Dalam bidang musik dan kesenian, indikasi
kemajuannya adalah berdirinya sekolah musik di Cordova oleh Al-Hasan ibn Nafi
(Zaryab) seorang artis dan pencipta lagu di zamannya (Supriyadi, 2008).
e.
Fiqih
Dalam bidang fiqih, Andalusia Islam dikenal sebagai penganut
mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd
Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi
qadhi (Hakim) pada masa Hisham ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di
antaranya adalah Abu Bakr ibn Al-Qutiyah, Munzir ibn Said Al-Baluti dan Ibn
Hazm yang terkenal (Yatim, 2008).
3.
Kemajuan di Bidang
Arsitektur
Bangunan Kemegahan bangunan fisik
Islam Andalusia sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya
bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi.
Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk
membangun ekonomi. Demikian pula, irigasi, jembatan-jembatan, saluran air, dan
lain-lain. Pembangunan fisik yang aling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan
taman-taman.Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota
Al-Zahra, Istana Ja‘fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun,
Masjid Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada.
a.
Cordova
Cordova adalah ibu kota Andalusia sebelum Islam, yang
kemudian diambil oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim kota ini dibangun dan
diperindah. Di antara kebanggaan kota Cordova. menurut Ibn Al-Dala‘i, terdapat
491 masjid di sana. Selain itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya
tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di
sekitarnya berdiri perkampunganperkampungan yang indah. Karena air sungai tak
dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang
panjangnya 80 km (Yatim, 2008).
b.
Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Andalusia.
Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Islam
diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Andalusia.
Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra
yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Andalusia
Islam.
c.
Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin.
Sevilla pernah menjadi ibu kota uang indah bersejarah. Semulka kota ini adalah
rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian diubah
menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada
tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah
dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la Sede. Kota Sevilla
jatuh ke tangan Raja Ferdinand pada tahun 1248 M (Amin, 2014).
d.
Toledo
Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai
Islam. Ketika Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota
kerajaaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini
dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam direbut oleh Raja Alfonso VI
dari Castilia. Beberapa peninggalam bangunan masjid di Toledo kini dijadikan
gereja oleh umat Kristen.
D.
KEMUNDURAN DAN
KEHANCURAN KEKUASAAN ISLAM DI ANDALUSIA
Dalam masa kekuasaan Islam di Andalusia yang begitu lama
tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan
yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah
diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Adapun menurut Badri
Yatim, Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a.
Konflik Islam dengan
Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang
maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses
Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II
yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, hanya
mewajibkan membayar upeti saja, Mereka membiarkan umat Kristen menganut
agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, asal tidak ada
perlawanan. Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah
sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Andalusia Kristen. Hal ini
menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah
berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11,
umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh
kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
b.
Tidak Adanya Ideologi
Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas
perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah
terhadap para mukalaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan
tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini
ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan. Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab
terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian.
Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan
mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali
fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah
c.
Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh
kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan
berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah
lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu
membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para
penguasa muslim.
d.
Tidak jelasnya Sistem
Peralihan kekuasaan Kekuasaan
merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Al-mulukut Tawaif muncul.
e.
Keterpencilan
Andalusia Islam seperti negeri terpencil
dari dunia Islam yang lain dan selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat
bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pemateri di atas
dapat disimpulkan pada saat berada di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin
Abdul Malik, Daulah Bani Umayyah melakukan ekspansi besar-besaran ke Barat.
Pada masa pemerintahan AlWalid yang berjalan lebih kurang sepuluh tahun, pada
tahun 711 M tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah
Barat Daya benua Eropa. pemimpin pasukan Islam, Thariq bin Ziyad bersama
pasukannya dalam ekspedisi yang dilakukan oleh pasukan Islam tersebut, tentara Andalusia
dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Ibu Kota Andalusia, Cordova, dengan cepat
dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Kemudian disusul oleh kota-kota lain,
seperti: Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan sebagai ibu kota Andalusia
yang baru setelah jatuhnya Cordova. Islam di Andalusia telah berkuasa selama
tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di Andalusia tersebut dibagi dalam
enam periode, dimulai dari Periode pertama (711-755 M) dan berakhir pada
Periode keenam (1248-1492 M). Kemajuan Islam di Andalusia sangat menonjol dalam
berbagai bidang, baik dalam bidang Ekonomi, intelektual yang menyebabkan
kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau
arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Konflik
Islam dengan Kristen, Tidak adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak
Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan, Keterpencilan.
DAFTAR PUSTAKA
Alibas, & Khotimah,
H. H. (2013, January 08). Sejarah Peradaban Islam di Andalusia. Jakarta:
Amzah.
Rizem alzid 2017, pesona
bagdad dan Andalusia, Yogyakarta, difa prest.
Hitti, P. K. (2010). History
of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Merduati. (2007). Runtuhnya
Kekuasaan Islam di Andalusia dan Implikasinya Terhadap Umat Islam di Eropa.
Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Supriyadi, D. (2008). Sejarah
Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Yatim, B. (2008). Sejarah
Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Retrieved October 25,
2017, from https://harkaman01.wordpress.com Amin, S. M. diakses pada tanggal 20
September 2021
Komentar